Omong Kosong : Tuntaskan Apa Yang Telah Dimulai - Fahmi Fadillah

Omong Kosong : Tuntaskan Apa Yang Telah Dimulai

Omong Kosong : Tuntaskan Apa Yang Telah Dimulai


“Jalani apa yang telah kamu pilih, tuntaskan apa yang telah kamu mulai,”

Mungkin, kalimat seperti ini sudah tidak asing. Kata-kata “bijak” ini seringkali terucap ketika seseorang sedang menasihati orang lain yang merasa salah jalan di tengah-tengah perjalanan atau pilihan hidupnya. Padahal, orang-orang yang merasa salah akan pilihannya hanya sedang mengalami keraguan mengenai apakah jalan yang telah mereka pilih itu benar atau salah. Dibandingkan mengucapkan kalimat seperti itu, bukankah lebih baik jika memberikan arahan seperti : coba kenali dirimu lebih dalam, apa visimu ke depannya? apakah kamu nyaman dengan pilihanmu sekarang? Nasihat keras kepala perihal harus menuntaskan apa yang telah dimulai sangatlah omong kosong. Ingat, yang menjalani hidup ini adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Orang lain yang memberikan nasihat pun tidak akan memberikan tanggung jawab apabila suatu hal negatif terjadi kepadamu ketika kamu menjalankan sesuai dengan arahannya. Dan kembali lagi, semua pilihan ada pada diri kita masing-masing. 





Orang-orang melontarkan kalimat “tuntaskan apa yang telah kamu mulai” bisa saja terjadi karena mereka adalah orang hebat yang mampu menentukan pilihannya dari awal. Oleh karena itu, mereka merasa yakin dan percaya diri untuk berucap seperti itu. Namun, perlu diingat juga bahwa di luar sana, tentu saja ada seseorang yang telah memilih jalan hidupnya, memiliki visi, dan tujuan hidup yang jelas, tetapi semua itu buyar karena suatu hal yang memaksa mereka berhenti dari pilihannya. Misalnya, seseorang yang harus terpaksa berhenti menempuh pendidikan karena kepala keluarganya pergi, sehingga orang tersebut harus menjadi tulang punggung keluarga. Tentu saja, manusia tidak memiliki kemampuan memprediksi hal-hal buruk yang mungkin saja akan menimpa dirinya.


Lantas, apakah pilihan yang telah diambil harus dituntaskan? Tidak. Perlu diingat kembali, seseorang hanya mampu memberikan nasihat, bukan tanggung jawab. Semuanya kembali lagi kepada diri sendiri. Jika memang ada hal-hal yang memaksa kita untuk berhenti di tengah perjalanan, tidak apa-apa untuk tidak menyelesaikan. Asalkan, harus dipikirkan matang-matang sehingga tidak akan ada rasa penyesalan di kemudian hari. Tak perlu dipikirkan dalam-dalam perihal apa yang akan dikatakan orang lain nanti. 

Please write your comments

About Me

Fahmi is an undergraduate student in the Business Administration study program. He has participated in several organizations and committees to develop his soft skills (such as leadership, time management, problem-solving, and even communication). Being able to be adaptive and keep learning from the experience, is one of the principles he holds to compete in the digital era. Fahmi has an interest in getting involved in the creative or digital industry. He has an interest in Digital Marketing and Business Development field. Making strategies and doing analysis becomes a fun process for him. Fahmi's Interest :

Digital Marketing
SEO